Surah: Al Qalam
(Pena)
- نۤ ۚوَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُوْنَۙ nūn, wal-qalami wa mā yasṭurụn Nun. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan,
- مَآ اَنْتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُوْنٍ mā anta bini`mati rabbika bimajnụn dengan karunia Tuhanmu engkau (Muhammad) bukanlah orang gila.
- وَاِنَّ لَكَ لَاَجْرًا غَيْرَ مَمْنُوْنٍۚ wa inna laka la`ajran gaira mamnụn Dan sesungguhnya engkau pasti mendapat pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.
- وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ wa innaka la`alā khuluqin `aẓīm Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.
- فَسَتُبْصِرُ وَيُبْصِرُوْنَۙ fa satubṣiru wa yubṣirụn Maka kelak engkau akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat,
- بِاَيِّىكُمُ الْمَفْتُوْنُ bi`ayyikumul-maftụn siapa di antara kamu yang gila?
- اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖۖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ inna rabbaka huwa a`lamu biman ḍalla `an sabīlihī wa huwa a`lamu bil-muhtadīn Sungguh, Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang mendapat petunjuk.
- فَلَا تُطِعِ الْمُكَذِّبِيْنَ fa lā tuṭi`il-mukażżibīn Maka janganlah engkau patuhi orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah).
- وَدُّوْا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُوْنَۚ waddụ lau tud-hinu fa yud-hinụn Mereka menginginkan agar engkau bersikap lunak maka mereka bersikap lunak (pula).
- وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِيْنٍۙ wa lā tuṭi` kulla ḥallāfim mahīn Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina,
- هَمَّازٍ مَّشَّاۤءٍۢ بِنَمِيْمٍۙ hammāzim masysyā`im binamīm suka mencela, yang kian ke mari menyebarkan fitnah,
- مَّنَّاعٍ لِّلْخَيْرِ مُعْتَدٍ اَثِيْمٍۙ mannā`il lil-khairi mu`tadin aṡīm yang merintangi segala yang baik, yang melampaui batas dan banyak dosa,
- عُتُلٍّۢ بَعْدَ ذٰلِكَ زَنِيْمٍۙ `utullim ba`da żālika zanīm yang bertabiat kasar, selain itu juga terkenal kejahatannya,
- اَنْ كَانَ ذَا مَالٍ وَّبَنِيْنَۗ ang kāna żā māliw wa banīn karena dia kaya dan banyak anak.
- اِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِ اٰيٰتُنَا قَالَ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَۗ iżā tutlā `alaihi āyātunā qāla asāṭīrul-awwalīn Apabila ayat-ayat Kami dibacakan kepadanya, dia berkata, “(Ini adalah) dongeng-dongeng orang dahulu.”
- سَنَسِمُهٗ عَلَى الْخُرْطُوْمِ sanasimuhụ `alal-khurṭụm Kelak dia akan Kami beri tanda pada belalai(nya).
- اِنَّا بَلَوْنٰهُمْ كَمَا بَلَوْنَآ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِۚ اِذْ اَقْسَمُوْا لَيَصْرِمُنَّهَا مُصْبِحِيْنَۙ innā balaunāhum kamā balaunā aṣ-ḥābal-jannah, iż aqsamụ layaṣrimunnahā muṣbiḥīn Sungguh, Kami telah menguji mereka (orang musyrik Mekah) sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah pasti akan memetik (hasil)nya pada pagi hari,
- وَلَا يَسْتَثْنُوْنَ wa lā yastaṡnụn tetapi mereka tidak menyisihkan (dengan mengucapkan, “Insya Allah”).
- فَطَافَ عَلَيْهَا طَاۤىِٕفٌ مِّنْ رَّبِّكَ وَهُمْ نَاۤىِٕمُوْنَ fa ṭāfa `alaihā ṭā`ifum mir rabbika wa hum nā`imụn Lalu kebun itu ditimpa bencana (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur.
- فَاَصْبَحَتْ كَالصَّرِيْمِۙ fa aṣbaḥat kaṣ-ṣarīm Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita,
- فَتَنَادَوْا مُصْبِحِيْنَۙ fa tanādau muṣbiḥīn lalu pada pagi hari mereka saling memanggil.
- اَنِ اغْدُوْا عَلٰى حَرْثِكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صَارِمِيْنَ anigdụ `alā ḥarṡikum ing kuntum ṣārimīn ”Pergilah pagi-pagi ke kebunmu jika kamu hendak memetik hasil.”
- فَانْطَلَقُوْا وَهُمْ يَتَخَافَتُوْنَۙ fanṭalaqụ wa hum yatakhāfatụn Maka mereka pun berangkat sambil berbisik-bisik.
- اَنْ لَّا يَدْخُلَنَّهَا الْيَوْمَ عَلَيْكُمْ مِّسْكِيْنٌۙ al lā yadkhulannahal-yauma `alaikum miskīn ”Pada hari ini jangan sampai ada orang miskin masuk ke dalam kebunmu.”
- وَّغَدَوْا عَلٰى حَرْدٍ قَادِرِيْنَ wa gadau `alā ḥarding qādirīn Dan berangkatlah mereka pada pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka mampu (menolongnya).
- فَلَمَّا رَاَوْهَا قَالُوْٓا اِنَّا لَضَاۤلُّوْنَۙ fa lammā ra`auhā qālū innā laḍāllụn Maka ketika mereka melihat kebun itu, mereka berkata, “Sungguh, kita ini benar-benar orang-orang yang sesat,
- بَلْ نَحْنُ مَحْرُوْمُوْنَ bal naḥnu maḥrụmụn bahkan kita tidak memperoleh apa pun,”
- قَالَ اَوْسَطُهُمْ اَلَمْ اَقُلْ لَّكُمْ لَوْلَا تُسَبِّحُوْنَ qāla ausaṭuhum a lam aqul lakum lau lā tusabbiḥụn berkatalah seorang yang paling bijak di antara mereka, “Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, mengapa kamu tidak bertasbih (kepada Tuhanmu).”
- قَالُوْا سُبْحٰنَ رَبِّنَآ اِنَّا كُنَّا ظٰلِمِيْنَ qālụ sub-ḥāna rabbinā innā kunnā ẓālimīn Mereka mengucapkan, “Mahasuci Tuhan kami, sungguh, kami adalah orang-orang yang zalim.”
- فَاَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍ يَّتَلَاوَمُوْنَ fa aqbala ba`ḍuhum `alā ba`ḍiy yatalāwamụn Lalu mereka saling berhadapan dan saling menyalahkan.
- قَالُوْا يٰوَيْلَنَآ اِنَّا كُنَّا طٰغِيْنَ qālụ yā wailanā innā kunnā ṭāgīn Mereka berkata, “Celaka kita! Sesungguhnya kita orang-orang yang melampaui batas.
- عَسٰى رَبُّنَآ اَنْ يُّبْدِلَنَا خَيْرًا مِّنْهَآ اِنَّآ اِلٰى رَبِّنَا رَاغِبُوْنَ `asā rabbunā ay yubdilanā khairam min-hā innā ilā rabbinā rāgibụn Mudah-mudahan Tuhan memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada yang ini, sungguh, kita mengharapkan ampunan dari Tuhan kita.”
- كَذٰلِكَ الْعَذَابُۗ وَلَعَذَابُ الْاٰخِرَةِ اَكْبَرُۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ każālikal-`ażāb, wa la`ażābul-ākhirati akbar, lau kānụ ya`lamụn Seperti itulah azab (di dunia). Dan sungguh, azab akhirat lebih besar se-kiranya mereka mengetahui.
- اِنَّ لِلْمُتَّقِيْنَ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتِ النَّعِيْمِ inna lil-muttaqīna `inda rabbihim jannātin na`īm Sungguh, bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya.
- اَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِيْنَ كَالْمُجْرِمِيْنَۗ a fa naj`alul-muslimīna kal-mujrimīn Apakah patut Kami memperlakukan orang-orang Islam itu seperti orang-orang yang berdosa (orang kafir)?
- مَا لَكُمْۗ كَيْفَ تَحْكُمُوْنَۚ mā lakum, kaifa taḥkumụn Mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaimana kamu mengambil keputusan?
- اَمْ لَكُمْ كِتٰبٌ فِيْهِ تَدْرُسُوْنَۙ am lakum kitābun fīhi tadrusụn Atau apakah kamu mempunyai kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu pelajari?
- اِنَّ لَكُمْ فِيْهِ لَمَا تَخَيَّرُوْنَۚ inna lakum fīhi lamā takhayyarụn sesungguhnya kamu dapat memilih apa saja yang ada di dalamnya.
- اَمْ لَكُمْ اَيْمَانٌ عَلَيْنَا بَالِغَةٌ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِۙ اِنَّ لَكُمْ لَمَا تَحْكُمُوْنَۚ am lakum aimānun `alainā bāligatun ilā yaumil-qiyāmati inna lakum lamā taḥkumụn Atau apakah kamu memperoleh (janji-janji yang diperkuat dengan) sumpah dari Kami, yang tetap berlaku sampai hari Kiamat; bahwa kamu dapat mengambil keputusan (sekehendakmu)?
- سَلْهُمْ اَيُّهُمْ بِذٰلِكَ زَعِيْمٌۚ sal-hum ayyuhum biżālika za`īm Tanyakanlah kepada mereka, “Siapakah di antara mereka yang bertanggung jawab terhadap (keputusan yang diambil itu)?”
- اَمْ لَهُمْ شُرَكَاۤءُۚ فَلْيَأْتُوْا بِشُرَكَاۤىِٕهِمْ اِنْ كَانُوْا صٰدِقِيْنَ am lahum syurakā`, falya`tụ bisyurakā`ihim ing kānụ ṣādiqīn Atau apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu? Kalau begitu hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutunya jika mereka orang-orang yang benar.
- يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَّيُدْعَوْنَ اِلَى السُّجُوْدِ فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَۙ yauma yuksyafu `an sāqiw wa yud`auna ilas-sujụdi fa lā yastaṭī`ụn (Ingatlah) pada hari ketika betis disingkapkan dan mereka diseru untuk bersujud; maka mereka tidak mampu,
- خَاشِعَةً اَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۗوَقَدْ كَانُوْا يُدْعَوْنَ اِلَى السُّجُوْدِ وَهُمْ سَالِمُوْنَ khāsyi`atan abṣāruhum tar-haquhum żillah, wa qad kānụ yud`auna ilas-sujụdi wa hum sālimụn pandangan mereka tertunduk ke bawah, diliputi kehinaan. Dan sungguh, dahulu (di dunia) mereka telah diseru untuk bersujud pada waktu mereka sehat (tetapi mereka tidak melakukan).
- فَذَرْنِيْ وَمَنْ يُّكَذِّبُ بِهٰذَا الْحَدِيْثِۗ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُوْنَۙ fa żarnī wa may yukażżibu bihāżal-ḥadīṡ, sanastadrijuhum min ḥaiṡu lā ya`lamụn Maka serahkanlah kepada-Ku (urusannya) dan orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al-Qur`an). Kelak akan Kami hukum mereka berangsur-angsur dari arah yang tidak mereka ketahui,
- وَاُمْلِيْ لَهُمْۗ اِنَّ كَيْدِيْ مَتِيْنٌ wa umlī lahum, inna kaidī matīn dan Aku memberi tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku sangat teguh.
- اَمْ تَسْـَٔلُهُمْ اَجْرًا فَهُمْ مِّنْ مَّغْرَمٍ مُّثْقَلُوْنَۚ am tas`aluhum ajran fa hum mim magramim muṡqalụn Ataukah engkau (Muhammad) meminta imbalan kepada mereka, sehingga mereka dibebani dengan utang?
- اَمْ عِنْدَهُمُ الْغَيْبُ فَهُمْ يَكْتُبُوْنَ am `indahumul-gaibu fa hum yaktubụn Ataukah mereka mengetahui yang gaib, lalu mereka menuliskannya?
- فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوْتِۘ اِذْ نَادٰى وَهُوَ مَكْظُوْمٌۗ faṣbir liḥukmi rabbika wa lā takung kaṣāḥibil-ḥụt, iż nādā wa huwa makẓụm Maka bersabarlah engkau (Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau seperti (Yunus) orang yang berada dalam (perut) ikan ketika dia berdoa dengan hati sedih.
- لَوْلَآ اَنْ تَدَارَكَهٗ نِعْمَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖ لَنُبِذَ بِالْعَرَاۤءِ وَهُوَ مَذْمُوْمٌ lau lā an tadārakahụ ni`matum mir rabbihī lanubiża bil-`arā`i wa huwa mażmụm Sekiranya dia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, pastilah dia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela.
- فَاجْتَبٰىهُ رَبُّهٗ فَجَعَلَهٗ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ fajtabāhu rabbuhụ fa ja`alahụ minaṣ-ṣāliḥīn Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang yang saleh.
- وَاِنْ يَّكَادُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَيُزْلِقُوْنَكَ بِاَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُوْلُوْنَ اِنَّهٗ لَمَجْنُوْنٌ ۘ wa iy yakādullażīna kafarụ layuzliqụnaka bi`abṣārihim lammā sami`uż-żikra wa yaqụlụna innahụ lamajnụn Dan sungguh, orang-orang kafir itu hampir-hampir menggelincirkanmu dengan pandangan mata mereka, ketika mereka mendengar Al-Qur`an dan mereka berkata, “Dia (Muhammad) itu benar-benar orang gila.”
- وَمَا هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعٰلَمِيْنَ wa mā huwa illā żikrul lil-`ālamīn Padahal (Al-Qur`an) itu tidak lain adalah peringatan bagi seluruh alam.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ